DLHK Sidoarjo Tutup Dua TPST

Overload-nya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon berimbas pada penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) desa Ketajan dan desa Gedangan, kecamatan Gedangan.

Ada dua TPST yang berada di jalan raya Betro, Sidoarjo. Menurut pantauan redaksi, banyak sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan dan menimbulkan bau yang menyengat sekaligus tidak ada tenaga pemilah.

Pengelola TPST Ketajen dan gedangan tidak melakukan pengelolaan dengan baik dan hanya berfungsi sebagai TPS langkah penutupan TPST harus diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

Tim Sosialisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sekaligus Pendamping TPST Ketajen dan Gedangan, Marjati mengakui penumpukan itu terjadi sudah tiga minggu. “Akibat tidak dikelola,” katanya.

Marjati melanjutkan, “TPST Ketajen dan Gedangan itu mengcover 5000 kepala keluarga (KK) di wilayah desa Ketajen dan Gedangan. Desa Ketajen 1500 kepala keluarga (KK) dan desa Gedangan 3500 kepala keluarga (KK),” imbuhnya

Biasanya, lanjut Marjati dalam satu bulan sampah yang angkut dari TPST ketajen dan Gedangan 17 truk desa Ketajen dan 26 truk desa Gedangan yang diangkut langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon. “Terlihat menumpuk, Karena difungsikan hanya penampungan,” katanya.

Bahrul Amig, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan menambahkan, penumpukan sampah itu semestinya bisa terurai jika fungsi TPST berjalan dengan baik. TPST jangan hanya jadi tempat kumpul angkut sampah. Tetap mampu optimal untuk pemilahan sampah. “Sehingga volume yang diangkut ke TPA bisa berkurang,” katanya.

Amig menambahkan, setidaknya ada sekitar 100 lebih TPST di Sidoarjo. Itu ada yang aktif dan tidak. Jika pemilahan maksimal maka volume sampah di TPA Jabon juga menurun. “Jadi fungsi TPST perlu di maksimalkan lagi,” imbuhnya. (han)